KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA
Indonesia
merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi. Dua negara lainnya adalah Brasil
dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki
keunikan tersendiri. Keunikannya adalah di samping memiliki tingkat
keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki areal tipe indo-malaya
yang luas, juga tipe oriental, australia, dan peralihannya. Selain itu, di
Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta spesies endemik.
Contoh
hewan vertebrata yang menjadi ciri khas di Indonesia yaitu, Badak Sumatera adalah
satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. Habitat badak sumatera mencakup
hutan rawa dataran rendah hingga hutan perbukitan, meskipun umumnya satwa
langka ini sangat menyukai hutan dengan vegetasi yang sangat lebat.
Badak
Sumatera adalah penjelajah dan pemakan buah (khususnya mangga liar dan buah fikus),
daun-daunan, ranting-ranting kecil dan kulit kayu. Mereka lebih menyukai
dataran rendah, khususnya di hutan-hutan sekunder di mana banyak terdapat
sumber makanan yang tumbuh rendah. Badak Sumatera hidup di alam dalam kelompok
kecil dan umumnya menyendiri (soliter).Harimau Sumatera merupakan satu dari
enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk
dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered).
Jumlah populasinya di alam bebas hanya sekitar 400 ekor. Sebagai predator utama
dalam rantai makanan, harimau mempertahankan populasi mangsa liar yang ada di
bawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang
mereka makan dapat terjaga. Harimau Sumatra hanya ditemukan di pulau Sumatra. Kucing
langka ini mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan
pegunungan, dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi.
Echidnas
adalah mamalia kecil yang ditutupi rambut kasar dan duri. Dangkal mereka
menyerupai hewan pemakan semut Amerika Selatan dan mamalia berduri lainnya
seperti landak dan landak. Mereka memiliki moncong yang memiliki functiοns dari
kedua mulut dan hidung. moncong mereka memanjang dan ramping. Mereka memiliki
sangat pendek, kaki kuat dengan kuku besar dan penggali kuat. Echidnas memiliki
mulut yang mungil dan rahang yang ompong. Mereka makan dengan merobek lembut
log, anthills dan sejenisnya, dan menggunakan panjang, lidah lengket, yang menonjol
dari moncong mereka, untuk mengumpulkan mangsanya. Diet Echidna berparuh pendek
terdiri sebagian besar dari semut dan rayap, sedangkan spesies Zaglossus
biasanya memakan cacing dan larva serangga.
Burung-burung Cendrawasih mempunyai
ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantan. Umumnya bulunya
berwarna cerah dengan kombinasi beberapa warna seperti hitam, cokelat,
kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau dan ungu.
Ukuran burung Cenderawasih beraneka
ragam. Mulai dari yang berukuran 15 cm dengan berat 50 gram seperti pada jenis
Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius), hingga yang berukuran sebesar 110
cm Cendrawasih Paruh Sabit Hitam (Epimachus albertisi) atau yang
beratnya mencapai 430 gram seperti pada Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung (Manucodia
comrii).
Keindahan bulu Cendrawasih jantan
digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Untuk ‘merayu’ betina agar
bersedia diajak kawin, burung jantan akan memamerkan bulunya dengan melakukan
tarian-tarian indah. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan bergoyang dengan
berbagai gerakan ke berbagai arah. Bahkan terkadang hingga bergantung terbalik
bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies Cendrawasih tentunya punya tipe tarian
tersendiri.
Burung Cendrawasih mempunyai habitat
hutan lebat yang umumnya di daerah dataran rendah. Burung dari
surga ini dapat dijumpai di beberapa pulau di Indonesia bagian timur seperti
Maluku dan Papua. Selain itu juga dapat ditemukan di Papua Nugini dan Australian
Timur.
Burung
Kasuari memiliki Ciri-ciri umum famili casuaridae yaitu Tubuh besar berbentuk
pasak, tinggi bisa mencapai 150 cm. Kakinya kokoh untuk berjalan dan berlari. Leher
panjang, kokoh dan paruh besar – kuat. Tidak dapat terbang karena sayap
degenerasi dengan bulu yang tidak sempurna dan terlepas. Jari kaki 3 buah
menghadap kedepan dengan kuku tajam.
Propinsi
Papua (Irian Jaya) merupakan daerah Kawasan Timur Indonesia, yang kaya akan
keaneka ragaman hayati, baik fauna maupun floranya. Keaneka ragaman fauna Irian
Jaya dari jenis burung , ada 602 species dengan tingkat endemic 52 %
(Anonymous, 1993). Salah satu jenis burung endemik yang tergolong paling besar
tubuhnya adalah burung kasuari (Casuarius Sp.). Burung ini selain besar, juga
memiliki keindahan warna leher dan pialnya.
Untuk melestarikan keanekaragaman tersebut, saya akan melakukan kegiatan observasi, karena dengan melakukan observasi kita dapat mengetahui tingkat kepunahan hewan langka tersebut. selain itu saya ingin mengadakan kegiatan eksitu dan insitu.